Wednesday, April 30, 2014

LAPORAN KETIK OSEANOGRAFI

I.                   PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia BAB 2 pasal 4, dinyatakan bahwa Kedaulatan Republik Indonesia di perairan Indonesia meliputi laut teritorial, perairan kepulauan dan perairan pendalaman serta ruang udara di atas laut territorial, dan perairan pendalaman serta dasar laut tanah dibawahnya termasuk sumber kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Dalam pernyataan tersebut bisa di ketahui Indonesia memiliki wilayah perairan yang cukup luas, dan Indonesia mempunyai julukan Negara maritim yang merupakan Negara yang didominasi oleh wilayah perairan dari pada daratan. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan atau pemanfaatan yang lebih maksimal di dalamnya.Khususnya unntuk wilayah laut yang memiliki banyak sekali sumberdaya di dalamnya untuk mensejahterakan umat manusia.
Salah satu bentuk lain manfaat adanya perairan adalah perkembangan berbagai ilmu, salah satunya  cabang ilmu pengetahuan Oceanografi. Dalam bukunya Pengantar Oseanograi (Hutabarat, 1985) Oseanografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari lautan. Pada dasarnya ilmu ini bukanlah ilmu yang murni , akan tetapi merupakan keterpaduan dari berbagai macam ilmu dasar. Ilmu-ilmu dasar tersebut antara lain ialah ilmu tanah (geology) ,ilmu fisika (physics),  ilmu kimia (chemistry), ilmu hayat (biology), dan ilmu iklim (meteorology). Namun  ilmu oseanografi biasanya hanya di bagi menjadi  empat cabang ilmu saja.
Laut mempunyai banyak sekali potensi di dalamnya. Seperti halnya daratan, laut merupakan habitat atau tempat hidup bagi berbagai macam biota, yakni tumbuh-tumbuhan, hewan dan organisme hidup lainya. Biota laut menghuni hampir seluruh bagian laut mulai dari kawasan pesisir pantai, dari permukaan pantai sampai kedalaman laut atau dasar laut yang teluk sekalipun. Adanya biota laut ini memberikan daya tarik tersendiri terhadap manusia, bukan hanya karena misteri kehidupan dasar laut yang belum terungkap, tetapi juga karena peranannya yang sangat penting bagi seluruh mahkluk hidup dalam berbagai aspeknya. Pemanfaatan biota laut maupun berbagai macam yang ada di laut semakin hari semakin meningkat, disamping itu juga ilmu pengetahuan  juga berkembang khususnya ilmu yang mempelajari laut (Romimuhtarto dan Juwana, 2009).
Oleh karena itu, Oseanografi adalah salah satu cabang ilmu yang sangat berperan penting dalam pemberdayaan perairan pada laut khususnya. Ilmu ini sebelumnya merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu yang saling berkaitan dan menjadi satu kesatuan yang banyak dibicarakan.

1.2  Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum oceanografi ini adalah agar praktikan dapat mengkaji perilaku cahaya dilautan dengan sifat optis air, mengukur suhu air laut, gelombang, pasang surut air laut, arus, salinitas, pH, dan oksigen terlarut (DO).
Sedangkan tujuan dari praktikum Oceanografi ini adalah praktikum mampu mengaplikasikan dan menjelaskan perilaku cahaya dilautan dengan sifat optis air, mengukur suhu air laut, gelombang, pasang surut air laut, arus, salinitas, pH dan oksigen terlarut (DO).

1.3  Waktu dan Tempat
Praktikum ocenografi ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 14 April 2013, pukul 09.00-selesai. Tempat Praktikum oceanografi ini adalah di Pelabuhan Perikanan Pantai Kota Probolinggo Propinsi Jawa Timur.





II.                TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perairan Laut
Laut adalah seluruh serangkaian air asin dalam jumlah yang banyak  menggenangi permukaan bumi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Definisi hanya bersifat fisik saja. Sedangkan laut menurut definisi hukum adalah keseluruhan air laut yang berhubungan secara bebas diseluruh permukaan bumi (Mukhtashor, 2007).
Lautan mengandung sumber- sumber mineral yang jumlahnya berlimpah-limpah. Air laut sendiri banyak mengandung zat-zat terlarut di dalamnya yang merupakan sumber dari beberapa zat kimia penting dan salah satu sumber pertama kali dikelola oleh manusia. Laut juga kaya akan deposit mineralnya yang beberapa di antaranya terdapat di perairan dangkal dan berbatasan dengan daratan (Hutabaratdan Evans, 1984).
Ekosistem laut dapat dipandang dari dimensi horizontal dan vertikal. Secara horizontal laut dapat dibagi menjadi dua yaitu laut pesisir (zona neritik) dan laut lepas (zona oseanik). Pembagian wilayah laut secara vertikal dilakukan berdasarkan intensitas cahaya matahari yang memasuki kolom perairan zona fotik dan zona afotik (Dahuri, et.al.,1996).

2.2 Parameter Fisika
2.2.1 Suhu
Suhu merupakan salah satu unsur iklim yang mempunyai peranan penting  dalam kehidupan organisme di permukaan. Setiap jenis organisme mempunyai kebutuhan suhu yang berbeda-beda menurut jenis dan tersedia kehidupannya. Batas kehidupan  suhu tersebut adalah dikenal dikenal dengan suhu cardinal, yaitu kisaran suhu yang diperlukan oleh setiap oragnisme  untuk mampu bertahan hidup (Ariffin, 2003).
Suhu di laut adalah salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupan organisme di lautan, karena suhu mempengaruhi aktifitas metabolisme maupun perkembangbiakan dari organisme tersebut. Lautan dan daratan keduanya dipanasi oleh sinar matahari melalui proses yang dinamakan insolation. Pengaruh pemanasan ini tidaklah sama tergantung pada lintang masing-masing daerah (Hutabaratdan Evans,1984).
Suhu dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup biota laut. Suhu air hangat berkaitan dengan konsentrasi oksigen dalam air dan laju konsumsi oksigen hewan air. Suhu air berbanding terbalik dengan konsentrasi oksigen terlarut dan berbanding lurus dengan laju konsumsi oksigen hewan air air serta laju reaksi kimia dalam air (Priatna, 2004).

2.2.2 Kecepatan Arus
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh lautan di dunia. Gerakan air di permukaan laut terutama disebabkan oleh adanya angin yang bertiup di atasnya. Faktor lain yang mempengaruhi kecepatan arus adalah bentuk topografi dasar lautan dan gaya corriolis serta arus Ekman (Hutabaratdan Evans, 1984).
Pergerakan massa air atau dikenal dengan arus merupakan fenomena yang sangat kompleks. Hal ini berkaitan dengan besarnya variasi dari faktor-faktor pengontrol terjadinya arus di perairan. Namun demikian pemahaman tentang arus di perairan adalah yang sangat penting dalam kaitannya dengan kegiatan pemanfaatan dan pengelolaan (Rampengan, 2009).
Arus mempunyai pengaruh positif dan negatif bagi kehidupan biota perairan.Arus dapat menyebabkan ausnya jaringan jasad hidup akibat pengikisan atau teraduknya subtrat dasar berlumpur akibat kekeruhan sehingga terhambatnya fotosintesis. Pada saat yang lain manfaat dari arus dalam menyuplai makanan, oksigen yang terlarut, populasi plankton dan reduksi CO2 maupun sisa-sisa produk organisme laut (Romimohtarto dan Juwana, 1999).

2.2.3 Kecerahan
Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchidisk. Pada laut yang bergelombang cahaya matahari sebagian dipantulkan dan dihamburkan. Cahaya yang mencapai permukaan bumi dan permukaan perairan terdiri atas cahaya yang langsung (direct) berasal dari matahari dan cahaya yang disebarkan (diffuse) oleh awan yang sebenarnya juga berasal dari sinar matahari (Effendi, 2003).
Bila cahaya yang sampai di permukaan air sebagian akan dipantulkan,  besarnya bagian yang dipantulkan tergantung pada besarnya sudut antara berkas cahaya yang datang dengan permukaan air. Semakin kecil sudut semakin banyak cahaya yang dipantulkan dan sebaliknya. Ketika sudut mendekati 900 (yaitu tegak lurus semakin kecil cahaya yang dipantulkan). Jalah yang dilihat dari sudut produktifitas fitoplankton ternyata penetrasi maksimumlah yang paling dikehendaki (Nybakker, 1988).
Radiasi cahaya matahari yang dipenetrasikan ke dalam perairan akan mempengaruhi perubahan tanaman hijau yang hanya dibatasi pada kedalaman antara 15 samapai 40 meter. Penyinaran cahaya matahari akan berkurang semakin dengan cepat sesuai tingginya kedalaman perairan (Hutabarat dan Evans, 1984).

2.2.4 Pasang Surut
Pasang surut adalah proses naik turunnya paras laut secara berkala yang ditimbulkan oleh adanya gaya tarik dari benda-benda luar angkasa terhadap massa air di bumi. Pasang surut terutama disebabkan oleh gaya tarik menarik antara bumi dan bulan. Selain gaya tarik benda langit, pasang surut juga dipengaruhi oleh teluk, puncak gelombang dan arus angin (Nurjaya,2005).

Air pada bagian ujung pantai yang berbatasan langsung dengan lautan tidak pernah diam pada suatu ketinggian yang tetap.Tetapi mereka ini selalu bergerak naik dan turun sesuai dengan siklus pasang.Permukaan air laut perlahan-lahan naik sampai pada ketiggian maksimal disebut pasang tertinggi sedangkan permukaan air yang bergerak turun dari suatu ketinggian minimum disebut pasang rendah (Hutabarat dan Evans, 1985).
Pasang surut terjadi karena interaksi antara gaya gravitasi matahari dan bulan terhadap bumi serta gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh rotasi bumi dan sistem bumi. Gaya gravitasi bulan terhadap bumi dua kali lipat dibandingkan dengan matahri tehadap bumi walaupun massa matahari jauh lebih besar dari pada massa bulan. Ini disebabkan jarak antara matahari dan bumi relative sangat jauh dibandigkan dengan jarak bulan dan bumi.

2.2.5 Gelombang
     Gelombang selalu menimbulkan sebuah ayunan air yang bergerak tanpa heni-hentinya pada lapisan permukaan laut, jarang dalam keadaan sama sekali diam. Hembusan angin sepoy-sepoy pada cuaca yang tenang sudah dapat menimbulkan riak gelombang. Gelombang biasanya terjadi dipermukaan perairan.Susunan gelombang baik bentuk dan macamnya sangat bervariasi sehingga mengakibatkan mereka tidak dapat diuraikan secara jelas. (Hutabarat dan Evans, 1985)
     Menurut Nybakker (1989), gelombang dicirikan dengan panjang gelombang yang merupakan jarak horizontal antara puncak dua gelombang yang berurutan sedangkan periode suatu gelombang adalah waktu yang diperlukan oleh dua puncak gelombang yang berurutan melalui satu titik yang sama. Selain oleh angin gelombang dapat juga ditimbulka  oleh gempa bumi, letusan gunung merapi, dan tanah longsor bawah air.
     Menurut Sumolano (2012) dalam artikelnya menyatakan bahwa gelombang yang merambat mendekati pantai akan berusaha tegak lurus terhadap garis dasar laut dekat pantai, tetapi belum tentu gelombang dating akan tegak lurus terhadap gais pantai. Ini disebabkan karena garis batimetri tidak selalu sejajar dengan gais pantai. Apabila garis batimetri sejajar dengan garis pantai, maka gelombang dating akan tegak lurus terhadap pantai. Sedangkan garis batimetri tidak sejajar dengan garis pantai, maka gelombang datang akan membentuk sudut terhadap garis pantai.

2.3 Parameter Kimia
2.3.1 pH
pH adalah kepekatan ion-ion yang merupakan kadar konsentrasi ion hydrogen yang terlarut ke dalam perairan, konstanta derajat keasaman 7,6-8,3. Penyangga merupakan hasil dari keseimbangan dari karbondioksida, asam karbonat dan kesetimbangan bikarbonat-karbon yang halus dan efek penyangga dari pertikel-partikel tanah liat yang halus, asamborat pada nilai pH ang lebih tinggi pengendapan kalsium maupun kalsium karbonat dimudahkan (Zottoliet all, 1983).
            Menurut Kardi (2005), derajat keasaman (pH) air menunjukan aktifitas ion-ion yang merupakan kadar ion hidrogen di dalam perairan yang dinyatakan sebagai konsentras ion hydrogen (mol/liter) pada suhu tertentu dapat di tulis pH= -1 g (H)+, air mempengarui tingkat kesuburan perairan karena mempengarui kehidupan jasat renik. Ketika perairan asam akan membunuh organism, karena pada saat pH terlalu asam kadar oksigen terlarut berkurang dan mempengaruhi proses metabolisme yang berakibat pada berkurangnya selera makan.
            Menurut riyadi (2005), air laut mempunyai kemampuan menyangga yang sangat besar untuk mencegah perubahan pH. Sedikit saja pH megalami perubahan dari pH alami akan memberikan petunjuk terganggunya system penyangga. Hal ini dapat menimbulkan perubahan dan ketidak seimbangan kadar CO2 yang dapat membahayakan kehidupan biota laut.pH air laut permukaan di Indonesia umumnya bervariasi dari 6,0-8,5.

2.3.2 Salinitas
Ciri paling mencolok yang dari laut yang di ketahui oleh semua orang adalah rasanya yang asin.Ini disebabkan karena di dalam air laut terlarut Natrium Klorida (NaCl) atau garam dapur.Garam dapur banyak di peoduksi di wilayah Madura dan daerah lainya di peroleh dengan menguapkan air laut hingga diperoleh krista-kristal garam. Selain garam tersebut mamsih banyak lagi berbagai macam garam yang terlarut antara lain: garam magnesium, kalsium, kalium dan sebagainya. Yang di maksudkan salinitas dalam oseangrafi merupakan jumlah besar semua garam yang terlarut dalam 1 liter air di nyatakan dalam satuan o/oo (Nontji, 2002)
Sifat osmosis dari air laut berasal dari keseluruhan jumlah garam-garaman yang larut. Hal ini umumnya dinyatakan menurut ekuivalen natrium klorida atau kadar garam (salinitas) banyak natrium klorida yang kiranya di berikan pada air suling, sifat osmosisnya yang sama (Zottoliet et all, 1983)
Sebaran salinitas di laut di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola sikulasi air,  penguapan, curah hujan dan aliran sungai. Peraian dengan tingkat curah hujan tinggi dan dipengaruhi oleh aliran sungai memiliki salinitas yag rendah, sedangkan perairan yang memiliki penguapan yang tinggi, salinitas perairanya tinggi (Riyadi, 2005)

2.3.3 DO
Kadar oksigen terlarut dalam perairan merupakan faktor kritis bagi kelangsungan hidup ikan. Kebanyakan ikan memerlukan konsentrasi oksigen berkisar 5 mg/l (setara ppm). Kandungan oksigen juga akan turun bila populasi ikan tinggi. Selain itu, peristiwa-peristiwa alam seperti surutnya musim plankton, karena semua ikan mempengarui keperluan biologis akan oksigen untuk memenuhi kebutuhan tubuh ikan (Handajani  et all, 2002).
Menurut Effendi (2003), oksigen terlarut adalahjumlah oksigen dalam milligram yang terdapat dalam 1 liter air (ppt). oksigen masuk ke dalam perairan dengan cara difusi air hujan, aktifitas fotosintesis tumbuhan air dan fitoplankton, terjadinya pergolakan massa air akibat adanya gelembung ombak dan air terjun. Oksigen yang masuk dapat mengalami turbulensi di permukaan hingga dasar perairan.
Oksigen terlarut pada dasanya diperlukan oleh hampir semua bentuk kehidupan akuatik untuk proses metabolisme dalam tubuh. Beberapa bakteria maupun beberapa binatang dapat hidup tanpa oksigen (anaerob) sama sekali, yang lainya dapat hidup dalam keadan anaerob akan tetapihanya sebentar dan itu memerlukan oksigen yang banyak sesekali (Riyadi, 2005).























III.             METODOLOGI

3.1    Alat dan Fungsi
3.1.1 Parameter  Fisika
·                     Suhu
-                      Termometer Hg :untuk mengukur suhu perairan
·                     Kecerahan
-                      Secchi disk :untuk mengukur kecerahan suatu perairan
-                      Tongkat berskala 2 meter : untuk mengukur gelombang  (nilai D dan D)
·                     Gelombang
-                      Tongkat berskala 2 m  eter : untuk mengukur gelombang yang datang
-                      Stopwatch : untuk mengukur waktu atau lamanya gelombang yang datang
·                     Pasang Surut
-                      Tide staff :untuk mengukur pergerakan pasang surut
·                     Kecepatan Arus
-                      Botol bekas air mineral :sebagai pelampung dan pemberat (600 ml) 2 buah
-                      Tali raffia : untuk menghubungkan botol plastik
-                      Stopwatch :untuk mengukur lama kecepatan arus

3.1.2 Parameter Kimia
·                     Salinitas
-                      Washing bottle :bersihkan aquades untuk menetralisasi alat-alat
-                      Refraktometer :untuk mengukur salinitas perairan
-                      Pippet tetes :untuk mengambil larutan dalam jumlah kecil
·                     DO (Dissolved Oxygen)
-                      Statif  :untuk menyangga bioret
-                      Water sampler :untuk mengukur salinitas perairan
-                      Buret :untuk tempat larutan titian unutk titrasi
-                      Botol DO :untuk mengambil air sample dari perairan untuk mengukur DO
-                      Pipet tetes :untuk mengambil larutan dalam jumlah kecil
-                      Corong :memindahkan larutan kemulut botol yang kecil
·                     pH
-                      Botol bekas 600ml :untuk tempat sample air laut
-                      Kotak standart pH :untuk mencocokan  atau mengukur perubahan warna pada pH paper
-                      Pipet volume :untuk memindahkan larutan pada volume tertentu dengan tepat

3.2 Bahan dan Fungsi
3.2.1 Parameter Fisika
·                     Suhu
-                      Air laut            :sebagai objek pengukuran suhu suatu perairan
·                     Kecepatan Arus
-                      Air laut            :objek pengamatan
·                     Kecerahan
-                      Air laut :objek yang diamati
-                      Karet gelang:sebagai tanda jarak kedalaman D1 dan D2
·                     Gelombang
-                      Air laut            :objek pengukuran gelombang
·                     Pasang Surut
-                      Air laut            :objek pengukuran pasang surut

3.2.2         Parameter Kimia
·                     pH
-                      Air laut            :objek pengukuran air laut
·                     Salinitas
-                      Tissue  : untuk membersihkan kaca refraktometer secara searah
-                      Air laut            :objek yang akan diukur salinitasnya
-                      Aquades :sebagai kalibrasi refraktometer
·                     DO
-                      MnSO4 : untuk mengikat O2 dalam larutan
-                      NaOH + Kl :untuk pengkondisian suasana asam dan melarutkan endapan coklat. Atau melepas I2
-                      Amilum : indikator suasana basa dan indikator warna ungu
-                      Na2S2O3 :sebagai titran untuk mengikat I2  dengan membentuk 2Nal
-                      Air sampel :sebagai bahan yang akan diukur oksigen terlarutnya


















3.3 Skema Kerja
3.3.1 Parameter Fisika
a.                   Suhu
Hasil
Thermometer Hg
 


Dipegang tali pada thermometer Hg
Dimasukkan dalam perairan dengan posisi membelakangi matahari
Ditunggu 2-3 menit sampai air raksa menunjukkan skala tertentu
Skala dibaca ketika thermometer di dalam air






b.                  Kecepatan Arus
2 buah botol bekas air mineral 600 ml
Hasil
 


Diikat dengan tali rafia ,yang bagian bawah diisi air lautsebagai pemberatdan satunya dibiarkan kosong sebagai pelampung
Dilepas ke perairan yang berarus(nyalakanstopwatch)
Tunggu sampai tali merenggang sempurna
Dicatat waktunya (t) pada saat tali sudah merenggang
Dihitung kecepatan arusnya dengan rumus V=





c.                   Kecerahan
Secchi disk
Hasil
 


Dimasukkan kedalam perairan secara perlahan – lahan hingga batas tidak tampak pertama kali, diberi tanda dengan karet gelang,
Dicatat kedalamannya sebagai D1,
Diturunkan lebih dalam lagi hingga benar - benar tidak tampak,
Ditarik pelan – pelan sampai batas nampak pertama kali, ditandai dengan karet gelang,
Dicatat kedalaman sebagai D2,
Dihitung kecerahannya dengan rumus


d.                  Pasang Surut
Tide Staff
Hasil
 


Ditancapkan di laut(daerah pasang surut)
Dilihat tinggi permukaan air sebagai T0 (cm)
Dilihat tinggi permukaan air setelah 6 jam sebagai t1(cm)
Hasil pengamatan dicatat
Dihitung kecepatan pasang surut dengan rumus




e.                   Gelombang
·         Tinggi gelombang
Hasil
Tongkat Skala 2 m
 


Ditancapkan atau ditegakkan dalam perairan
Diukur tinggi gelombang dan dilihat secara lansung
Diulang pengukurannya sebanyak 3 kali
Dicatat dan dirata-rata


·         Periode Gelombang
Hasil
Tongkat Skala
 


Ditancapkan atau ditegakkan dalam perairan,
Dihitung lamanya waktu (dengan stopwatch) yang diperlukan antara puncak gelombang I dengan puncak gelombang II untuk melewati tongkat skala tersebut,
Dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali,
Diamati dan dicatat


3.3.2 Parameter Kimia
a.     
PH paper
Hasil
Ph


Dimasukkan kedalam sampel air (air laut)
Dikibas – kibaskan sampai setengah kering
Dicocokkan perubahan warnanya dengan kotak standart
Diamati dan dicatat nilai pH yang didapat
b.      Salinitas
·         Refraktometer
Refraktometer
Hasil
 


Dibersihkan membran refraktometer dengan aquades
Keringkan membrannya dengan tissue kering
Ambil air laut dengan menggunakan pipet tetes
Diteteskan 1 – 2 tetes pada membran refraktometer
Ditutup penutup membrannya
Diarahkan refraktometer menuju sumber cahaya
Dibaca langsung nilai salinitas pada lensa refraktometer
Diamati dan dicatat nilai yang muncul




·         Salinometer
Salinometer
Hasil
 


                                                Dilakukan kalibrasi menggunakan aquades
Bersihkan dengan tissue
Sampel air diambil menggunakan pipet tetes
Diteteskan 2-4 tetes ke salinometer
Ditekan tombol “On” hingga muncul AAA, tekan tombol zero, lau tombol start
Dibaca dan dicatat nilai pada salinometer


c.       DO (Dissolved Oksigen)
·         Pengambilan Sampel
Botol DO kosong
Botol DO berisi sampel air
 


Dimasukkan kedalam water sampler dalam kondisi tutup terbuka, water sampler ditutup
Water sampler dimasukkan kedalam perairan
Ditunggu hingga terdengar bunyi “bulp” dari selang yang sudah tidak disumbat
Diangkat water sampler lalu dibuka tutupnya
Tutuplah botol DO secara perlahan
Keluarkan botol DO dari water sampler


·         Pengukuran Kadar DO
Hasil
Botol DO berisi sampel air
 


Buka tutup botol DO secara perlahan
Ditetesi 2 ml MnSO4 dan 2 ml NaOH+KI
Dihomogenkan hingga terjadi endapan cokelat
 Air bening diatas endapan dibuang
Ditetesi 2 ml H2SO4
Dikocok atau dihomogenkan sampai endapan larut
Ditetesi amylum sebanyak 4 tetes
Dititrasi dengan Na2S2O3 0,025 N sampai berubah warnabening pertama kali
Dihitung dengan menggunakan rumus,
DO(mmg/l =

IV.             Hasil dan Pembahasan

4.1 Data Hasil Pengamatan
                        Pada praktiku Oseanografi yang dilaksanakan di Pelabuhan Mayangan Probolinggo pada tangal 14 April 2013 yang dilakukan kelompok 17 didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut:
No.
Parameter
Hasil Pengamatan
1
Kecepatan Arus (m/s)
0,08
2
Kecerahan (cm)
345,84
3
Suhu (°C)
30,67
4
Salinitas (ppt)
33
5
pH
7,8
6
Gelombang
Tinggi (cm)
12
Periode (s)
1,46
7
Pasang Surut (cm/jam)
10,78
8
DO (mg/L)
6,82









4.2 Analisa Prosedur
4.2.1 Parameter Fisika
a) Suhu
                        Pada praktikum pengukuran suhu, yang dilakukan pertama kali adalah persiapan alat yaitu Thermometer Hg. Thermometer Hg dicelupkan langsung ke perairan, dibiarkan beberapa saat + 3 menit, kemudian diangkat dan dibaca nilai suhu pada skala Thermometer sebelum terpengaruh oleh suhu udara. Akan lebih baik apabila dapat melakukan pembacaan skala pada saat Thermometer masih diperairan.Hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran suhu adalah membelakangi arah sinar matahari, dan badan termometer tidak tersentik oleh tangan pengamat.Maka dari itu Thermometer Hg perlu diikat dengan tali agar tidak tersentuh.
b) Kecepatan Arus
                        Pada praktikum pengukuran kecepatan arus alat-alat yang digunakan adalah tali rafia, botol bekas air mineral (600ml) 2 buah, stopwacth, dan kompas. Kemudian satu botol bekas air mineral diisi dengan air lokas dan dihubungkan dengan tali raffia sepanjang 30 cm dan diikatkan lagi pada tali raffia sepanjang 5 meter. Botol bekas air mineral berisi air lokal berfungsi sebagai pemberat yang melayang pada perairan, sedangkan botol yang kosong berfungsi sebagai pelampung. Kemudian kedua botol tersebut dihanyutkan mengikuti arus.Waktu yang diperlukan mulai botol dihanyutkan sampai tali merenggang di hitung menggunakan stopwacth. Kecepatan arus dititung dengan rumus v=s/t. Dimana (v) sebagai kecepatan arus, (s) sebagai panjang tali, (t) waktu tempuh. Keudian hasil perhitungan dicatat dalam satuan meter per detik (m/s).

c) Kecerahan
                        Alat yang digunakan dalam praktikum pengukuran kecerahan adalah secchi disk, karet gelang, dan tongkat skala.Langkahh pertama adalah secchi disk diturunkan perlahan-lahan hingga batas pertama kali tidak tampak, kedalaman tali pada secchi disk ditandai dengan karet gelang kemudian diukur panjang tali dan dicatat sebagai D1.Secchi disk diturunkan kembali hingga benar-benar tidak tampak.Kemudian ditarik perlahan-lahan hingga pertama kali tampak, panjang tali ditandai dengan karet gelang, dan diukur kedalaman serta dicatat sebagai D2.Kecerahan dari perairan tersebut adalah rata-rata dari hasil pengukuran D1 dan D2. Dihitung dengan rumus D= .


d) Pasang Surut
                        Alat yang digunakan dalam pengukuran pasang surut adalah tide staff. Tide staff dipasang ditancapkan di daerah pasang surut yang masih terendam air pada saat surut terendah. Tinggi pemukaan air pada tide staff dicatat sebagai tinggi permukaan air laut awal t0 (cm). Setelah 2 jam, tinggi tide staff  dicatat sebagai inggi permukaan air t1 (cm). Kemudian dihitung selisih ketinggian antara t1 dan t2. Keccepatan pasang surut dihitung sebagai hasil bagi lama waktu pengamatan terhadap selisih ketinggian air (cm/jam).

e) Gelombang
Ø    Tinggi Gelombang
Pada praktikum pengukuran tinggi gelombang alat yang digunakan adalah tongkat berskala.Mula-mula tongkat skala ditancapkan pada perairan laut secara tegak.Tinggi gelombang diamati secara langsung dengan mata.Tinggi gelombang diukur sebagai perbedaan atau selisih ketinggian antara puncak gelombang dengan lembah gelombang.Pengamatan dilakukan 3 kali untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Ø    Periode Gelombang
Untuk mengukur periode gelombang juga menggunakan tongkat berskala dan stopwatch.Tongkat skala ditegakkan atau ditancapkan para perairan laut. Periode gelombang adalah selang waktu yang diperlukan 2 puncak atau 2 lembah gelombang melewati 1 titik yang sama. Pengukuran waktu menggunakan stopwatch.Pengukuran dilakukan 3 kali supaya pengukuran lebih akurat.






4.2.2 Parameter Kimia
a) Derajat Keasaman (pH)
                        Ada dua cara dalam mengukur pH perairan, yaitu secara manual dan dengan bantuan alat digital. Alat dan bahan pengukuran manual adalah sampel air laut, pH paper, dan kotah pH standart.Langkah pertama adalah pH paper dimasukkan ke dalam air sampel.Kemudian diangkat dan di angin-anginkan hingga setengah kering.Perubahan warna pada pH paper dicocokkan dengan warna pada kotak pH standart.Nilai pH dapat terlihat pada kotak pH standat.
            Sedangkan alat digital yang digunakan adalah pH meter. Mula-mula pH meter dikalibrasi menggunakan akuades supaya netral. Kemudian tekan tombol “power”, dan tekan tombol “zero” untuk memposisikan nilai pada nol. pH meter dicelupkan pada sampel air laut. Kemudian tekan tombol “start” sampai muncul angka pH dari sampel yang diuji.

b) Salinitas
                        Pada pengukuran salinitas alat yang digunakan adalah Salinometer.Mula-mula Salinometer dikalibrasi menggunakan akuades supaya netral. Kemudian tekan tombol “power”, dan tekan tombol “zero” untuk memposisikan nilai pada nol. Sampel air laut diteteskan pada alat sensor Salinometer. Kemudian tekan tombol “start” sampai muncul angka salinitas dari sampel yang diuji.

c) Oksigen terlarut (DO)
                        Alat yang digunakan dalam pengukuran oksigen terlarut adalah water sampler, botol DO, buret, corong, pipet tetes, pipet volume, dan statif. Pertama-tama diukur dan dicatat botol DO yang digunakan. Masukkan botol DO kedalam water sampler dan masukkan ke dalam perairan sesuai dengan kedalaman yang diinginkan yaitu setengan dari kecerahan. Setelah mendapat sampel air pada botol DO, tambahkan 2 ml MnSO4 dan 2 ml NaOH+KI ke dalam botol DO untuk mengikat oksigen. Dibolak-balik sampai larutan homogan dan diendapkan. Buang air yang bening pada botol DO. Karena air bening diindikasikan tidak mengandung oksigen.Untuk melarutkan endapan ditambahkan 2 ml H2SO4, kemudian dikocok sampai larut.Tambahkan 4 tetes amylum sebagai indikator warna ungu.Kemudian larutan dititrasi menggunakan Na2S2O3 0,025N sampai larutan menjadi bening (tidak bewarna).Catat volume titran yang digunakan. Kemudian hitung kadar oksigen dengan rumus dibawah ini.
Oksigen terlarut = Volume (titran) x N (titran) x 8 x 1000
Volume (sampel) - 4
4.3 Analisis Hasil
4.3.1 Parameter Fisika
a. Suhu
            Dari hasil praktikum yang telah dilakukan di Pelabuhan Mayangan, Probolinggo suhu yang rata-rata yang didapatkan pada saat praktikum yaitu 30,67oC.pada pengukuran pertama, yang dilakukan pukul…….. , suhu yang didapatkan adalah 310C. Hal ini dilakukan hingga tiga kali, pengukuran suhu yang kedua dilakukan pada pukul…./…suhu yang didapatkan adalah 300C, dan pengukuran suhu yang terakhir atau yang ketiga dilakukan pada pukul………dan suhu yang didapatkan adalah 310C selisih waktu untuk setiap pengukuran suhu adalah 15 menit. Suhu suatu perairan dipengaruhi oleh musim, litang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan dan aliran serta kedalaman perairan.Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatilisasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan penurunan pelarutan gas did ala  air. (Effendi, 2003)
                        Suhu sangat mempengaruhi aktivitas metabolisme maupun perkembangbiakan dari organism di perairan. Dan baik lautan maupun daratan keduanya dipanasi oleh sinar matahari melalui suatu proses dinamakan insolation. (Hutabarat dan Evans, 1985).
                        Menurut data lapang suhu diperairan sangat bervariasi sesuai dengan kedalaman.Massa air di permukaan di Wilayah tropic lebih panas sepanjang tahun, yaitu 20-30oC. Sedangkan massa air di zona beriklim lebih hangat. (Nybakker, 1988).

b. Kecepatan Arus
                        Kondisi arah arus pada saat praktikum selalu berputar. Kecepatan arusnya memiliki rat-rata kecepatan 0,08 m/s yang diambil pada saat praktikum. Arah arusnya adalah dari Utara menuju Barat (arah mata angin).Arus yang terjadi pada saat praktikum di pelabuhan Mayangan, Probolinggo adalah arus ekman yang terjadi karena adanya angin.Gaya coriolis yang mempengaruhi aru tersebut dan arus di pelabuhan ternyata membuktikan bahwa arus itu bergerak dipermukaan secara vertical dan horizontal.Arus bisa terjadi dimana saja dan membawa partikel-partikel.
                        Angin-angin ini mendorong bergeraknya air dipermukaan, menghasilkan suatu gerakan horizontal yang lamban yang mengangkut suatu volume air yang sangat besar melintasi jarak jauh di lautan. (Nyibakker, 1988)
            Arus laut permukaan merupakan pencerminan langsung dari pola angin.Hal ini menunjukkan bahwa pola arus permukaan dipengaruhi oleh pola angin musiman yang terjadi.Jadi arus permukaan digerakkan oleh angin dan air dilapisan bawahnya ikut terbawa. (Romimohtarto, 2009).

c. Kecerahan
                        Menurut literature dan hasil praktikum kecerahan yang dilaksanakan di Pelabuhan Mayangan, Probolinggo tingkat kecerahan perairan disana cukup baik, karena saat dihitung menggunakan secchi disk dan dengan rumus kecerahan rata-ratanya adalah 345,84 cm. Radiasi matahari, kedalaman, bahan yang melayang-layang (suspend matter) dan tingginya nilai kekeruhan akan mengalami tigkat kecerahan. Pada perairan yang dalam dan jernih preses fotosintesa hanya terdapat sampai kedalaman sekitar 200 meter saja (Hutabarat dan Evans, 1985).
Pengaruh ekologi dari kecerahan adalah tingginya penetrasi cahaya secara mencolok.Sehingga hal ini meningkatkan fotosintesis fitoplankton dan tumbuhan bentuk yang mengakibatkan meningkatnya produktifitas.Kecerahan air laut ditentukan oleh kekeruhan perairan yang dibawa oleh sedimen dari aliran air sungai. Kecerahan juga dipengaruhi oleh cuaca waktu pengukuran, padatan tersuspensi dan kedalaman laut (Nybakker, 1988).

d. Pasang Surut
                        Dari hasil pengamatan saat praktikum tentang pengukuran pasang surut laut didapatkan pada pengukuran pertama yang dilakukan pada pukul 09.02 WIB didapatkan nilai skala tide staff adalah 126cm. Dan pengukuran yang kedua dilakukan pada pukul 15:05 WIB didapatkan nilai skala tide staff adalah 61cm. Setelah itu dilakukan perhitungan dengan cara nilai skala tide staff yang pertama dilambangkan dengan T1 = 126 cm. nilai skala tide staff yang kedua dilambangkan dengan To = 61 cm, lalu selisih jam dari pengukuran pertama ke pengukuran ke dua dilambangka dengan t = 6,03 jam. Dan rumus untuk menghitung pasang surut adalah Setekah dihitung dengan rumus tersebut didapatkan hasilnya yaitu 10,78 cm/jam.
Dari hasil praktikum adalah pasang surut dipengaruhi oleh kedudukan matahari, bumi, bulan, dan pasang surut juga dipengaruhi oleh gaya tarik bulan dan matahri terhadap massa air di bumi. Pasang surut merupakan faktor lingkungan yang penting yang mempengaruhi kehidupan di zona intertidal (Nybakker, 1988).
Pasang terutama disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara dua tenaga yang terjadi di lautan, yang berasal dari gaya sentrifugal. Gaya tarik gravitasi juga mempengaruhi terjadinya pasang maupun tenaga yang ditimbulkan terhadap lautan hanya sekitar 47% (Hutabarat dan Evans, 1985).



d. Gelombang
            Kondisi gelombang diperairan pada saat praktikum adalah kecil, dimana rata-rata selisih antara puncak dengan lembah adalah semakin dalam perairan.Semakin  besar tinggi gelombangnya. Pengukuran untuk gelombang dilakukan selama tiga kali pengukuran, pengukuran pertama didapatkan panjang dan tinggi gelombang adalah……. Pengukuran kedua didapatkan panjang dan tinggi gelombang adalah……. Dan pengukuran yang ketiga atau yang terakhir didapatkan panjang dan tinggi gelombang adalah….. Setelah semua data dikumpulkan lalu hasil dari selisih antara panjang dan tinggi gelombang di lakukan perhitungan selisih dari praktikum pertama, kedua dan ketiga ditambahkan lalu dibagi tiga. Dan hasil rata-ratanya adalah……..
            Faktor yang mempengaruhi pembangkit gelombang adalah angin.Mulai dari kecepatan angin, waktu dan dimana angin bertiup, dan jarak anatar rintangan dimana angin sedang bertiup (Hutabarat dan Evans, 1985).
                        Tinggi gelombang yang ditimbulkan oleh angin bergantung pada kekuatan angin, jarak dari sumber angin dan lamanya angin bertiup.Semua gelombang bertingkah laku serupa.Sekali terbentuk, gelombang bergerak keluar dan menjauhi pusat asal gelombang (Nybakker, 1988).

4.3.2 Parameter Kimia
a. pH
Setelah dilakukan pengukuran pH di lapang didapatkan nilai pH perairan yaitu 7,8 yang berarti perairan tersebut bersifat basa.Jadi kondisi perairan tersebut bersifat normal karena mengandung ion H+ dan OH- yang seimbang. Menurut keputusan Men LH No. 51 tahun 2004 tentang pedoman baku mutu air laut untuk biota laut yang diinginkan berkisar antara 7-8,5.


b. Salinitas
Nilai salinitas yang diperoleh dari hasil praktikum lapang adalah 33 ppt. Nilai ini termasuk baik dan sesuai untuk perairan laut.Menurut Dahuri (2001) nilai salinitas permukaan perairan di Indonesia rata-rata antara 32-34 ppt.
c. DO
Dari hasil perhitungan kadar DO di lapang, didapatkan hasil 6,82 mg/l. sesuai dengan keputusan Men. LH No.51 Tahun 2004 tentang pedoman baku mutu air laut untuk biota laut yang diinginkan lebih dari 5 ppm. Berdasarkan hasil pengukuran DO di perairan tersebut maka perairan tersebut mempunyai daya dukung yang baik untuk keberlangsungan biota laut.

4.4       Manfaat di Bidang Perikanan
4.4.1    parameter fisika
            a. Suhu
Suhu merupakan faktor yang paling penting dan berpengaruh terhadap kehidupan ikan dilaut.Karena ikan menyukai hidup pada kisaran suhu tertent, maka suhu merupakan faktor yang menyebabkan penyebaran ikan dilaut. Perubahan suhu dapat mempengaruhi kondisi lingkungan perairan, seperti kelarutan gas-gas, tekanan osmose, kepadatan (densitas), dan kecepatan suara. Adanya perubahan suhu menyebabkan ikan bereaksi menjauhi atau mendekati. Suhu juga sangat mempengaruhi kecepatan metabolisme didalam tubuh ikan, inilah faktor utama pentingnya suhu bagi kehidupan ikan (Rahardjo dan Harpasis ,1983).
Suhu merupakan parameter yang penting bagi kehidupan berbagaiorganisme laut karena dapat mempengaruhi metabolisme maupun perkembangbiakan organisme tersebut, juga sebagai indikator fenomena perubahan iklim.Suhu juga merupakan besaran fisika yang menyatakan jumlah bahang yang terkandung dalam suatu benda (Karif, 2011).
Bagian penting dari gambaran oseanografi suatu perairan laut adalah deskripsi dari penyebaran atau distribusi spasial maupun temporal dari parameter suhu dan salinitas.Pengamatan suhu dan salinitas ini merupakan parameter yang tak dapat ditinggalkan dalam hampir setiap penelitian di laut. Hal ini karena berbagai aspek distribusi parameter seperti raksi kimia dan proses biologi merupakan fungsi dari suhu, sehingga suhu ini menjadi suatu variable yang menentukan (Nurhayati, 2006).

b. Kecepatan arus
Sebagaimana yang telah kamu ketahui  bahwa arus bukan saja ada dipermukaan, tetapi juga didasar laut, didaerah kutub dan didaerah khatulistiwa. Karena arus inilah kita mengenal kehidupan yang demikian beraneka ragamnya dilaut. Pergerakan air ini pula dapat mengontrol perairan-perairan yang kaya dan yang miskin akan zat hara. Jika dilaut tidak ada gerakan aliran dari massa air, kehidupan dilaut tidak akan demikian bervariasi dan tidak sebanayak yang kita kenal sekarang ini. Oksigen yang dapat diperlukan oleh setiap makhluk hidup tidak dapat melarut sebanyak  yang ada dewasa ini. Arus juga mempengaruhi populasi dan pergerakan plankton, dimana plankton ialah salah satu makanan bagi ikan. Intinya arus akan mempengaruhi arah migrasi, makanan ikan, migrasi harian dari ikan, keadaan lingkungan tempat ikan itu hidup, dan membawa telor dari tempat bertelor ketempat daerah makanan (Rahardjo dan Harpasis ,1983).
            Pergerakan massa air atau dikenal dengan arus merupakan fenomena yang sangat kompleks. Hal ini berkaitan dengan besarnya variasi dari faktor-faktor pengontrol terjadinya arus di perairan.Namun demikian, pemahaman tentang arus di perairan adalah hal yang sangat penting dalam kaitannya dengan kegiatan pemanfaatan dan pengelolaanArus laut dapat juga terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara tempat yang satu dengan tempat yang lain. Perbedaan tekanan ini terjadi sebagai hasil adanya variasi densitas air laut dan slope permukaan laut  (Rampengan, 2009).

c. Kecerahan
            Kecerahan perairan adalah suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan cahaya untuk menembus lapisan air pada kedalaman tertentu.Pada perairan alami kecerahan sangat penting karena erat kaitannya dengan aktifitas fotosintesa. Kecerahan merupakan faktor penting bagi proses fotosintesis dan produksi primerdalam suatu perairan. Berdasarkan pada data pengukuran di lapangan, rata-rata kecerahan perairan baik itu pada waktu pasang maupun surut selama penelitian tidak jauh berbeda berkisar antara 0,57 m - 1,22 m (Sari dan Usman, 2012).
            Tingkat kecerahan dimaksudkan untuk mengetahui keberadaan intensitas sinar matahari yang masuk ke perairan.Sinar matahari merupakan sumber energi bagi kehidupan jasad hidup di perairan. Sinar matahari diperlukan oleh tumbuhan air untuk proses asimilasi (Riyadi et al., 2005).
            Kecerahan merupakan daya penetrasi cahaya untuk menembus kedalaman laut. Apabila perairan keruh atau kecerahan air rendah, maka penetrasi cahaya matahari akan berkurang akibat sebagian besar dari cahaya matahari akan berkurang akibat sebagian besar cahaya tersebut diserap oleh partikel-partikel melayang yang terdapat dalam kolam air. Cahay matahari tersebut sangat dibutuhkan oleh biota-biota untuk fotosintesis.Oleh karena itu, kecerahan air mmpunyai peranan penting untuk kehidupan biota (Tarigan, 2009).
d. Pasang surut
            Bagi dunia perikanan, terutama perikanan laut ataupun usaha perikanan didaerah pantai, pengetahuan mengenai karakter pasang surut merupakan hal yang penting.Untuk usaha penangkapan ikan dilaut pengetahuan pasang surut diperlukan terutama untuk navigasi, karena kesalahan dalam memperhitungkannya dapat berakibat fatal.Selain itu, beberapa jenis ikan mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan erat dengan pasang surut.Pada usaha perikanan pantai, misalkan pertambakan pasang surut dapat mendasari rencana konstruksi dan sistem pengairan ditambak. Hal-hal tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan usaha tambak (Rahardjo dan Harpasis ,1983).
            Pasang surut air laut adalah suatu gejala fisik yang selalu berulang dengan periode tertentu dan pengaruhnya dapat dirasakan sampai jauh masuk kearah hulu dari muara sungai.Pasang surut terjadi karena adanya gerakan dari benda benda angkasa yaitu rotasi bumi pada sumbunya, peredaran bulan mengelilingi bumi dan peredaran bulan mengelilingi matahari.Gerakan tersebut berlangsung dengan teratur mengikuti suatu garis edar dan periode yang tertentu.Pengaruh dari benda angkasa yang lainnya sangat kecil dan tidak perlu diperhitungkan (Rastihat, 2004).
            Air pada bagian ujung pantai yang berbatasan dengan lautan tidak pernahdiam pada suatu ketinggian yang tetap, tetapi selalu bergerak naik dan turunsesuai dengan siklus pasang. Fenomena pasang surut itu sendiri merupakan suatufenomena naik turunnya paras laut (sea-level) secara berkala akibat gaya tarikbenda-benda angkasa, terutama oleh bulan dan matahari . Peristiwa dari adanya pasang surut ini merupakan salah satu proses sirkulasi air dilautan (Irma Hardiani, 2006).

            e. Gelombang
Ada tiga energi yang menentukan karakteristik gelombang yang dibangkitkan olehangin, yaitu: lama angin bertiup atau durasi angin, kecepatan angin, dan fetch. Semakin lama angin bertiup pada permukaan perairan, maka semakin besar energi yang akandihasilkan. Semakin besar energi gelombang akan menyebabkan pergerakan (kecepatan)gelombangsemakin kencang atau cepat, sehingga gelombang ditimbulkan semakin tinggi.Angin yang lebih kuat akan menghasilkan gelombang yang lebih besar. Sedangkan fetch,merupakan jarak tempuh gelombang dari awal pembangkitannya. Semakin panjang jarakfetch, maka ketinggian gelombang akan semakin besar (Samulano, 2012).
Gelombang laut timbul akibat adanya gangguan dari luar terhadap sesuatu perairan.Gangguan dari luar tersebut dapat berasal dari angin, gerakan kapal atau dari gempa dibawah laut.Diantara semuanya penyebabnya ini, angin merupakan faktor terpenting.Selain dapat menimbulkan gelombang, angin juga menyebabkan gelombang menghempas secara terus-menerus. Angin dan faktor-faktor lain akan mempengaruhi arah, besar maupun bentuk gelombang (Rahardjo dan Harpasis ,1983).
                                    Kajian tentang karakteristik gelombang yang memuat informasi variasi tinggi gelombangbulanan di perairan Indonesia sangat diperlukan sebagai suatu acuan bagi kebutuhan masyarakat dan pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pelayaran, perdagangan, perikanan, serta penelitian di wilayah perairan Indonesia (Roni Kurniawan et al, 2011).

4.4.2    Parameter Kimia
            a. pH
                        Gas karbon dioksida didalam lingkungan  laut memegang peranan penting dalam pengaturan pH air laut. Dalam air laut karbon dioksida terdapat dalam bentuk-bentuk, gas CO2 terlarut, asam karbonat, asam bikarbonat, dan karbonat. Sistem kesetimbangan dari CO2 tersebut akan berubah jika ada perubahan pH dari air laut (Rahardjo dan Harpasis ,1983).
            Kebanyakan dari biota airlebih menyukai pH yang netral atau pada kisaran 6 – 8,5. Daya larut dan sifat toksik suatu logam dipengaruhi oleh pH, dan logam akan semakin toksik dengan kisaran pH yang rendah. Keasaman pH akan menyebabkan logam-logam larut dalam air (Hardiani, 2005).
                        Air laut mempunyai kemampuan menyangga yang sangat besar untuk mencegah perubahan Ph. Perubahan pH sedikitsaja dari pH alami akan memberikan petunjuk terganggunya sistem penyangga. Hal ini dapat menimbulkan perubahan dan ketidakseimbangan kadar CO2 yang dapat membahayakan kehidupan biota laut( Riyadiet al., 2005).

b. Salinitas
Seperti halnya dengan suhu, perubahan salinitas akan menyebabkan berubahnya kondisi lingkungan hidup ikan .perubahan tersebut meliputi perubahan densitas air, kecerahan air, daya penyerapan radiasi matahari, perubahan penghantaran suara,  serta perubahan daya hantar listrik. Beberapa spesies ikan dapat hidup pada salinitas yang berbeda-beda, tetapi ada pula yang hanya dapat hidup paa kisaran salinitas tertentu saja (Rahardjo dan Harpasis ,1983).
Salah satu di antara besaran yang berperan penting dalam sistem ekologi laut adalah salinitas air laut. Beberapa jenis organisme ada yang tahan dengan perubahan nilai salinitas yang besar dan ada pula yang hanya menghendaki perubahan nilai salinitas kecil saja. Perbedaan salinitas antara dua perairan dapat menyebabkan perbedaan yang besar dari sistem ekologi kedua perairan tersebut, Peranan salinitas ini akan menjadi penting misalnya dalam pembiakan dan pemeliharaan udang yang sekarang ini sudah mulaiberkembang di Indonesia. Pengetahuan mengenai sifat udang terhadap salinitas dan kemampuan mengatur nilai salinitas dari kolam pemeliharaan udang tersebut dapat menentukan berhasil tidaknya usaha tersebut (dharma arief, 1984).
Menurut Robert (2005) dalam Kusumah (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi suhu dan salinitas di perairan ini adalah penyerapan panas (heat flux), curah hujan (presipitation), aliran sungai (flux) dan pola sirkullasi arus. Perubahan pada suhu dan salinitas akan menaikkan atau mengurangi densitas air laut di lapisan permukaan sehingga memicu terjadinya konveksi ke lapisan bawah.


c.       DO
Oksigen adalah salah satu unsur kimia yang sangat penting sebagai penunjung utama kehidupan berbagai organisme. Oksigen dimanfaatkan oleh organisme perairan untuk proses respirasi dan menguraikan zat organic menjadi zat anorganik oleh mikroorganisme. Oksigen terlarut dalam air berasal dari difusi udara dan hasil fotosintesis organisme berklorofil yang hidup dalam suatu perairan dan dibutuhkan untuk mengoksidasi zat hara yang masuk kedalam tubuhnya ( Nybakker, 1988dalam Simanjuntak, 2007).
Selisih kadar  oksigen yang terlarut rata-rata yang lebih besar (0,41 ml/l) yang ditemukan di kedalaman 5m sampai kedalaman  dekat dasar mengindikasikan  penurunan kadar oksigen terlarut yang paling tinggi dibandingkan dengan penurunan kadar oksigen terlarut pada kedalaman lainnya. Fenomena ini  sangat dipengrauhi banyaknya biota laut (zooplankton) yang menggunakan oksigen terlarut untuk respirasi serta kurang lancarnya proses difusi dari atmosfer dan proses fotosintesis. Proses fotosintesis ini erat kaitannya dengan klorofil yang diindikasikan sebagai jumlah fitoplankton (Simanjuntak,2007).
Oksigen merupakan faktor penting bagi kehidupan makro dan mikro organisme perairan karena diperlukan untuk proses pernafasan. Sumber oksigen terlarut di perairan dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer (sekitar 35%) dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton. Fluktuasi harian oksigen dapat mempengaruhi parameter kimia yang lain, terutama pada saat kondisi tanpa oksigen, yang dapat mengakibatkan perubahan sifat kelarutan beberapa unsur kimia di perairan (Effendi, 2003dalamApridayanti, 2008).






V.                     PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat  di simpulkan bahwa :
·         Salinitas merupakan tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut pada perairan.
·         Laut merupakan wilayah terluas di bumi yang berperairan asin.
·         pH adalah kepekatan ion-ion yang merupakan kadar konsentrasi ion hidrogen yang terlarut di dalam perairan.
·         Suhu mempengaruhi proses metabolisme tubuh suatu organisme, sehingga suhu mempengaruhi penyebaran atau kepadatan organisme dalam  suatu zona maupun wilayah perairan.
·         Kecerahan merupakan sejauh mana kemampuan cahaya yang masuk kedalam perairan, pengukuran tingkat kecerahan sendiri dimaksudkan untuk mengetahui keberadaan intensitas matahari yang masuk ke perairan.
·         Arus merupakan pergerakan massa air yang sangat luas secara vertikal dan horizontal dan membawa massa air.
·          Gelombang juga disebut ombak atau alun, yang biasanya terbentuk karena adanya perbedaan dari masa air dan masa udara yang saling bersinggungan antara satu dengan lainya dengan kepadatan yang berbeda. Selain itu gelombang terjadi karena berbagai macam faktor mulai dari alam sampai kegiatan atau aktifitas manusia.
·         Zat garam yang terjadi di laut merupakan hasil dari aktifitas dasar laut melalui peristiwa outgassing, yaitu perembesan dari kulit bumi di dasar laut yang membentuk  gas ke permukaan laut, selain itu pembentukan garam juga karena di sebabkan oleh pelapukan batuan.
·         Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) merupakan produksi oksigen yang di hasilkan melalui proses  fotosintesis serta difusi oksigen dari atmosfer ke dalam perairan yang di sebut oksigen terlarut.
·         Pasang  surut laut adalah kejadian pergerakan naik turunya permukaan air laut secara berkala yang di sebabkan karena kombinasi antara gaya gravitasi dan gaya tarik menarik benda-benda langit.
·         Data pengamatan
No.
Parameter
Hasil Pengamatan
1
Kecepatan Arus (m/s)
0,08
2
Kecerahan (cm)
345,84
3
Suhu (°C)
30,67
4
Salinitas (ppt)
33
5
pH
7,8
6
Gelombang
Tinggi (cm)
12
Periode (s)
1,46
7
Pasang Surut (cm/jam)
10,78
8
DO (mg/L)
6,82












5.2 Saran
            Dari praktikum oseanografi yang  telah dilaksanakan, perlu adanya perhatian lebih terhadap keselamatan kelompok maupun individual. Misalnya saja, dalam melaksanakan praktikum di laut lepas di mana perlu diperhatikan faktor keselamatan kelompok pada saat berada di atas kapal, dan juga keselamatan individudari segi kesehatan atau kesiapan fisik harus diperhatikan untuk kelancaran pelaksanaan praktikum.Pada dasarnya saat pelaksanaan praktikum di laut lepas banyak praktikan yang mengalami mabuk laut yang di sebabkan kondisi fisik yang kurang baik.Selain itu perlu di perhatikan juga dalam penggunaan alat-alat praktikum karena peralatan yang di gunakan mudah pecah dan rusak.



No comments:

Post a Comment