Wednesday, March 26, 2014

Indonesia oh Indonesia

Indonesia oh Indonesia

Oleh : Retno Wulandari


Indonesia ohh Indonesia,disini Tuhan meyakinkan dimana pijakkan kakiku yang pertama kali adalah di negeri ini.Bahkan aku tersadar bahwa sampai saat ini aku masih berdiri di Negeri ini. Layaknya sebuah mutiara, diriku mengibaratkan negeri ini.  Nenekku berkata bahwa negeri ini kaya akan Sumber Daya Alam. Ibarat sebuah lahan maka tanpa pupuk pun tonggak singkong yang tertancap bisa berbuah. Bukan hanya itu, hamparan luas negeri ini menyimpan sebuah potensi alam yang luar biasa, baik di daratan maupun dilautan. Dan sebagian besar potensi itu tersimpan dalam air yang terbendung luas di Negeri ini.Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya adalah medium pertama yang memperkenalakan diriku dengan hamparan lautan. Meskipun pertemuan antara jalan hidupku dengan fakultas ini sedikit meragukan, menghadirkan berbagai cemooh dan hinaan namun, semua hal ituterhenti seketika. Keraguan dalam hati ini terhenti ketika Tuhan telah membuka mata batinku untuk melihat sebuah keagungan-Nya. Dalam kitab suci Al-Qur’ankata “laut” disebutkan sebanyak 32 sedangkan kata “darat” hanya 13 kata. Jika diprosentase maka ayat yang membicarakan tentang “laut” adalah 71,11%.Sedangkan ayat yang membicarakan “darat” adalah 28,88 %. Hal ini sesuai dengan fenomena yang sesungguhnya bahwaIndonesia merupakan sebuah negara yang memiliki 2/3 wilayah berupa lautan. Halitu berarti, kurang lebih 70 % dari wilayah di Indonesia merupakan lautan. Dengan kata lain, sebenarnya dengan laut lah Indonesia mampu membuka cakrawala yanglebih terang, dan siapakah perantaranya? Tentunya kita semua.Lagi-lagi Sang Pencipta membuat aku tercengang dengan ilustrasi-ilustrasi kenyataan yang menggambarkan keragaman biota laut di Indonesia. Bagaimana tidak? Ia telah menyediakan potensi besar dalam perikanan laut di Indonesia, yang berupa sumberdaya perikanan pelagis besar (451.830 ton/tahun) dan pelagis kecil (2.423.000 ton/ tahun),sumberdaya perikanan (3.163.630 ton/ tahun), udang (100.720 ton/tahun), ikan karang(80.082 ton/tahun) dan cumi–cumi (328.960 ton/tahun). Bukan hanya itu, jik araga ini kita sempatkan untuk mengarungi luasnya lautan di negeri ini. Maka,sudah tentu mata kita enggan untuk berkedip karena keindahan itu begitumemukau. Ribuan karang berderet, warna-warni ikan menghiasi birunya lautan ini.Namun,rupanya dengan keindahan itulah Tuhan menyempatkan untuk menguji umat-Nya.Apakah manusia mampu bersyukur atas lautan ini, ataukah mereka ingkar. Dan kenyataannya, karena keterbatasan manusia untuk memahami segala ilmu yang belum maupun sudah ada di bumi ini,  membuat lautan biru tak mampu menampakkan kilauannya. Jika 10 tahun silam setiap manusia mampu melihat pancaran air begitu bening layakanya mentari pagi yang tengah nampak. maka, saat ini hanya sebuah lautan keruhlah yang nampak. Jikalau10 tahun silam setiap manusia mampu menikmati barisan karang dan larian ikan kecil, tapi, saat ini tak semua mampu menikmati. 10 tahun yang akan datang Indonesia tak akan mampu menikmati lautan ini jika tiada sedikit pun perubahan atas wawasan tentang anugerah ini. Lautan biru, terumbu karang, dugong, danbiota laut lainnya hanya akan terulas dalam cerita masa lalu. Indonesia takakan lagi memiliki primadona keindahan di muka bumi ini. Sebuah harapan besar bagisaya untuk mendapatkan lebih dari 1 milyar ilmu dari program Indonesia Youth Forum untuk mewujudkan sebuah mimpi menuju “The Best Maritim Future”.

No comments:

Post a Comment