Tiga Kilauan Diantara Beribu Harapan
Oleh : Retno Wulandari

Untuk itu, satu kalimat yang selalusama tentang “Indonesia” dan telah tertanam dalam benak, mulai aku menginjakkankaki di bangku Sekolah Dasar hingga di bangku Sekolah Menengah Atas yaitu “Indonesia adalah Negara Maritim”. Terlepas dari ilmu paten yang telahditransplant oleh guru sekolahku, aku tak mampu memaknai kata “ Maritim “.Namun, malam ini tepatnya tanggal 10 Maret 2014, 1 jam aku terpaut deadlinetulisan essay ku ini. Aku mampu memaknai kata “ Maritim “. Bagiku maritimadalah “ Tiga Kilauan Diantara Beribu Harapan”. Lalu apakah kilauan pertamahingga kilauan ketiga itu?
Kilauan pertama, diantara keindahan airyang mengalun mengharu biru, Tuhan menyelipkan lebih dari sejuta makhluk yangkita ketahui maupun yang belum kita ketahui. Dirjen Perikanan (1995)mengungkapkan bahwa potensi kemaritiman Indonesia sangat besar mulai dari sumberdaya yang dapat di pulihkan (renewableresources) yang termasuk potensisumberdaya perikanan laut terdiri dari sumberdaya perikanan pelagis besar(451.830 ton/tahun) dan pelagis kecil (2.423.000 ton/ tahun), sumberdayaperikanan (3.163.630 ton/ tahun), udang (100.720 ton/tahun), ikan karang(80.082 ton/tahun) dan cumi–cumi (328.960 ton/tahun). Itu merupakan sebuahpotret kecil dari makhluk penghuni lautan. Sehingga, dalam kalimat ini kilauanyang pertama adalah “ Indonesia memilikiKeragaman yang begitu besar”.
Kilauan Kedua, di era inilautan merupakan salah satu fokus kajian bagi sebagian orang di dunia. Sebab,lautan memiliki potensi besar dalam berbagai bidang, misalnya pengobatan,pangan, dan yang lainnya. Namun, tidak menutup kemungkinan pula bahwamasyarakat Indonesia masih asing dengan ilmu-ilmu yang berkaitan tentangkemaritiman. Meskipun sesungguhnya Lautan adalah sebuah gudang bagi setiap jiwayang ingin menuntut ilmu dan haus akan ilmu. Untuk itu, pada kilauan angka duasaya menyebutkan bahwa “ Lautan adalah loker besar penyimpan ilmu atau sebagaiagen Pendidikan”.
Kilauan Ketiga, pada angka tiga ini merupakan sebuah puncak dari kedua kilauansebelumnya. Tak lebih dari sejuta orang menganggap bahwa Indonesia adalahnegara miskin. Namun, apakah mereka masih akan mengatakan negara ini miskinjika sesungguhnya lautan ini telah menyimpan lebih dari seribu keragaman danpendidikan (ilmu)? Tentunya kata “tidak” akan terucap dari setiap jiwaseseorang yang tengah memiliki sebuah keyakinan dan wawasan bahwa Indonesiamerupakan negara yang kaya akan keragaman dan ilmu di dalam lautan. Untuk itupada angka ketiga ini saya mengungkapkan “ Lautan Adalah Sumber Kekayaan”.
Dari ketiga kilauan inilahsesungguhnya bangsa Indonesia berada diantara beribu bahkan berjuta-jutaharapan. Harapan untuk apa? Yaitu sebuah harapan untuk meningkatkan taraf hidupbangsa ini dan mengindahkan alam ini. Namun, tidak seyogyanya sebuah harapanbesar yang tersimpan itu tak dapat termanfaatkan dengan baik, justru sebaliknyaharapan itu terombang-ambingkan dengan tangan manusia yang tak mengerti harapanitu.
Allah telah berfirman dengan arti “Danjanganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik.Berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmatAllah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan. QS. Al-A’raf:56”. Lewatsebuah firman Allah inilah setiap hati seharusnya terpanggil. Terpanggil untukmelakukan perubahan terhadap sebuah budaya yang tidak sesuai dengan tata carakemaritiman. Lalu siapa yang memulainya?
PEMUDA-PEMUDI. Ya itulah jawabannya, satu kata namun terdengarbegitu gagah lebih gagah jika dibandingkan dengan kata arjuna. Namun kegagahanitu tidak akan ada artinya jika tanpa sebuah upaya. Bukan hanya urung angannamun juga turun tangan. Bagi Negeri ini harapan terbesar bangsa adalah paraPemuda-Pemudi. Tentunya dalam hasrat untuk memperbaiki negeri ini. Sehingga,untuk memenuhi kewajiban seorang Pemuda-Pemudi yang bertugas sebagai “ Agen ofChange”
No comments:
Post a Comment